Lima gerakan pokok mesin Air Jet Loom

LIMA GERAKAN POKOK PADA MESIN WEAVING AIR JET LOOM DI PT. BEHAESTEX PANDAAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Oleh
HARSANDARU HIMAWAN BERSA DIANIS
NISN
0021572844












DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
SMK NEGERI 8 MALANG
PAKET KEAHLIAN MEKATRONIKA
2019

DATA DIRI
Nama                                   : Harsandaru Himawan Bersa Dianis
Kelas                                    : XI Mekatronika C
NIS                                        : 0021572844
Sekolah                                : SMK Negeri 8 Malang
Jurusan                                : Mekatronika
Tempat Tanggal Lahir       : Malang,17 April 2002
Alamat                                 : Jl.Simpang Piranha Atas No.33d
Jenis Kelamin                     : Laki – laki
Agama                                 : Islam
No Telepon                         : 081334556364


SEJARAH PT BEHAESTEX

A.Identitas DU/DI
PT. Behaestex terletak di Pandaan Kab. Pasuruan yang tepatnya terletak di jl. Gunung gangsir Dsn. Wangi, Desa Sumberejo.
Dasar hukum pendirian PT. Behaestex Cab Pasuruan adalah sebagai berikut : Melalui akte Notaris janita Poerbo SH. No. 09 di Gresik, BEHAES TEXTILE INDUSTRY secara resmi berubah status menjadi perusahaan berbadan hukum Perseroan  Terbatas dengan nama “PT. BEHAESTEX”, dan disahkan Menteri Kehakiman RI nomor : C2-206.HT.01.01-TH, tertanggal 11 Januari 1989.
B.Sejarah Berdirinya DU/DI
Tahun 1952, Bapak Abdurra’uf Bahasuan mendirikan Perusahaan Tekstil (Home Industry) dengan nama “Pertenunan BHS” di Pulopancikan Gresik yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebanyak 4 set. Pada tahun 1953  menambah peralatan 10 – 15 set ATBM. Pada tahun 1966  menambahkan  peralatan menjadi 50 set ATBM. Pada tahun  1970 Pertenunan BHS melakukan perluasan di Jl. Agus Salim (P1) dengan peralatan 100 set ATBM. Tahun 1978  Melakukan perluasan di Jl. Mayjen Sungkono 14 Gresik (P2). Tahun 1981  Pertenunan BHS” berganti nama menjadi “BEHAES TEXTILE INDUSTRY” dan menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM) sebanyak 20 set. 01 Agustus 1988 Melalui Akte Notaris Janita Poerbo SH. No. 09 di Gresik, BEHAES TEXTILE INDUSTRY secara resmi berubah status menjadi perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan nama “PT. BEHAESTEX”, dan disahkan Menteri Kehakiman RI nomor : C2-206.HT.01.01-TH, tertanggal 11 Januari 1989. Singkatannya adalah BTX. Tahun 1990 (  BTX telah mengoperasikan 374 set ATM dan 150 set ATBM dg produksi ± 160.000 pieces/bulan. Tahun 1992 (  BTX memiliki 504 set ATM dan 150 set ATBM Bahan baku diperoleh dari PT. Industri Sandang II dan impor dari RRC. Tahun 1993-1994  BTX melakukan ekspansi ke Pandaan (proses pembangunan). Tahun 1995 ( BTX mulai berproduksi dengan mengatasnamakan  PT. Lautanama 30 Desember 1999 ( BTX melakukan perluasan ke daerah Dungus (Gresik). Jumlah tenaga kerja di BTX Gresik hingga pertengahan 2012 lebih dari 4300 orang. Pada tahun 2000  BTX melakukan pengembangan ke Pekalongan tepatnya di Kedungwuni dengan Surat Keputusan Direksi Pada tanggal 1 Juni 2000 dengan melakukan spesifikasi weaving. Pada 5 Agustus 2004 ( BTX melakukan pengembangan ke Seruni. Hingga tahun 2009 jumlah tenaga kerja di Kedungwuni sebanyak 1,344  orang dan di Seruni sebanyak orang 278 orang Jumlah mesin di Pekalongan hingga pertengahan 2012 sebanyak 930 buah. 30 Juli 2003 ( PT. Lautanama merger menjadi PT. Behaestex melalui Notaris Johanes Limardi Soenarjo SH, MH. Jumlah tenaga kerja hingga pertengahan 2012 di Pandaan sebanyak lebih dari 1200 orang dengan jumlah mesin lebih dari 200 unit. 2011 ( BTX  mendatangkan 24 mesin AJL (Air Jet Loom) di Pandaan September 2012 ( BTX mendatangkan lagi 72 mesin AJL di Pandaan Akhir 2012 ( BTX membangun gedung tambahan untuk penempatan mesin Rapier.
Lokasi DU/DI
Ada 3 lokasi PT. Behaestex yaitu di Gresik, Pandaan dan Pekalongan


Gambar 1.5 PT. Behaestex Pandaan ( Gunung Gangsir)
Visi PT. Behaestex
Menjadi salah satu perusahaan textile yang kompetetif  untuk produk yang berkualitas
Misi PT. Behaestex
Memproduksi textile yang bermutu primadan berbeda dengan desain yang inovatif  dan trendy serta menggunakan bahan yang unggul sehingga memuaskan konsumen dengan value added yang tinggi
Kebijakan PT. Behaestex
Kebikanan Mutu PT. Behaestex
Kami segenap pimpinan dan seluruh karyawan PT. Behaestex mencurahkan dan pikiran secara berkesinambungan untuk menghasilkan produk yang bermutu dan berwawasan lingkungan sesuai peraturan yang berlaku guna memenuhi kepuasan

Kebijakan K3 PT. Behaestex
Kami segenap pimpinan dan seluruh karyawan PT. Behaestex berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen lingkungan yang berintregasi secara terpadu dengan sistem manajemen mutu dan sistem lingkungan sebagai landasan budaya kerja guna mencapai kesehatan, keselamatan, rasa aman dan nyaman bagi seluruh karyawan dan membudayakan 5R


Kebijakan CSR PT. Behaestex
Kami segenap pimpinan dan seluruh karyawan  PT. Behaestex berkomotmen untuk menerapkan sistem dan atau program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berintregasi secara terpadu dengan sistem manajemen mutu dan manajemen lingkungan guna tercapainya hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang PKL
PKL (Praktek Kerja Lapangan) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Usaha Atau Dunia Industri dalam upaya pendekatan ataupun untuk meningkatkan mutu siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya dan juga menambah bekal untuk masa – masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang semangkin banyak serta ketat dalam persaingannya seperti di masa sekarang ini.
Undang -undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 atau lebih dikenal dengan UU SISDIKNAS No 20/2003.
Peraturan Pemerintah aau PP Nomor 17 Tahun 2010 (PP 17/2010) temtang Pengelolaan dan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
PERMENDIKBUD No 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK
PERMENDIKBUD No 103/2014 Tentang Proses Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
PERMENDIKBUD No 80/2016 tentang Petunjuk Teknis dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Tujuan PKL
Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar kompetensi lulusan.
Mengaktualisasikan penyelenggaraan PKL  (Praktek Kerja Lapangan)  antara SMK dan Institusi Pasangan (DUDI), memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di SMK dan program latihan di dunia kerja (DUDI)
Manfaat PKL
Bagi Peserta didik
Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar kompetensi lulusan.
Mengaktualisasikan penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan (DUDI), memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di SMK dan program latihan di dunia kerja (DUDI).

Bagi Sekolah
Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
Menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menamkan etos kerja yang tinggi.
Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajari ditempat PKL
Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/ arahan pembimbing industri
Bagi DU/DI
Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat sekolah sehingga dapat membantu promosi produk.
Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan DUDI.
Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui optimalisasi peserta PKL.
Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
Meningkatkan citra positif DUDI sebagai bentuk implementasi dari Inpres No 9 tahun 2016






BAB II
PEMBAHASAN

MEMAHAMI 5 GERAKAN POKOK  AIR JET LOOM


Gambar 1.1 Mesin Weaving Air Jet Loom
LET OFF MOTION
Yaitu,adalah gerakan penguluran benang lusi yang awalnya tergulung rapi di beam dan akan ditarik menuju dropper untuk dipisah satu persatu.Benang lusi ini totalnya ada 4000 ribu benang,tergantung dari motif kain yang akan di produksi.
Masalah pada LET OFF MOTION :
Putusnya benang lusi saat masuk kedalam dropper,masalah ini tidak pernah absen dalam proses loading mesin Tenun.
Solusi :
Disambung dengan rapat dan dimasukkan kedalam dropper secara pelan-pelan agar tidak putus lagi.

Gambar 1.2 Proses LET UP MOTION

SHEDDING MOTION
Gerakan membagi benang benang lusi ditarik sebagian keatas dan sebagian kebawah oleh gerakan amran naik turun, sehingga terjadi pembukaan mulut lusi untuk memberi ruang ketika terjadi peluncuran benang pakan.
Masalah pada SHEDDING MOTION :
Putusnya benang lusi dari Harnetz yang akan dilanjutkan ke packing motion.
Solusi :
Mulut lusi harus bersih.

Gambar 1.3 Proses SEDDING MOTION


PICKING MOTION
Yaitu, adalah proses pengluran benang pakan yang ditarik dari FDP menuju mulut lusi yang akan dilanjutkan dengan perapatan.
Masalah PICKING MOTION :
A. Benang pakan tidak masuk pada jalurnya ketika keluar dari FDP
B.  benang pakan membelit saat masuk ke mulut lusi
Solusi :
A. Kecepatan iasa yang membawa pakan pada jalurnya ias diatur lagi
B. Sisir harus bersih dan rapat

Gambar 1.4 Proses PICKING MOTION
BEATING MOTION
Yaitu adalah merapatkan benang pakan yang sudah disisipkan di mulut lusi oleh media peluncur FDP,perapatan dilakukan oleh sisir mesin tenun

Masalah pada BEATING MOTION :
Putusnya benang pakan akibat kecepatan angin dari media peluncur FDP yang belum diatur.
Tebelitnya benang pakan ke sisir yang sedang berjalan,akibatnya kain cacat.
Solusi :
Sebelum mesin dinyalakan sebaiknya kecepatan angin diatur dulu agar tidak mudah putus.
Sebelum mesin dinyalakan sebaiknya benang paka yang terbelit dalam sisir di ambil dulu,agar tidak menyebabkan cacat kain.

Gambar 1.5 Proses BEATING MOTION
5.TAKE UP MOTION
Yaitu, penguluran kain yang sudah jadi.
Masalah pada TAKE UP MOTION :
Rantai pada beam sebagai media penggulung terkadang putus.
Solusi :
Perawatan rantai setelah proses loading selesai dan akan di ganti dengan motif yang baru.

Gambar 1.6 Proses TAKE UP MOTION

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan  selesainya pelaksanaan program praktik kerja industri (PRAKERIN) di PT. BEHAESTEX selama empat (4) bulan yang dimulai sejak 10 Januari – 27 April 2019. Sangatlah membawa manfaat yang sangat besar bagi kami sebagai peserta, dan merupakan salah satu sarana untuk menngkatkan kedisiplinan dan ketertiban sekolah, serta mempersiapkan diri untuk dapat mandiri di dunia kerja, baik kami sebagai pelaksana PRAKERIN saat ini maupun angkatan berikutnya yang tidak akan lepas dalam mengikuti praktik kerja industri tahun depan. Dengan pemikiran kami selaku penyusun laporan ini dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Banyak keuntungan mempelajari lima gerakan pokok pada mesin air jet loom ini,mengerti cara perawatan mesin air jet loom serta mencegah kerusakan pada mesin air jet loom.
2. Syarat sebagai maintenance maupun beam gaiter pada air jet loom harus mengerti lima gerakan pokok mesin air jet loom agar tahu inti dari mesin tersebut.

SARAN
1.Untuk sekolah :
       A. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri  (PRAKERIN) untuk kedepannya agar lebih lama supaya siswa yang melaksanakan PRAKERIN lebih memahami dalam bekerja di dunia industri dan pengalamanbekerjanya juga dapat lebih banyak
        B. hendaknya guru pembimbing siswa PRAKERIN agar selalu rutin memonitoring siswanya di lingkungan PKL secara langsung sebulan sekali sehingga siswa dapat berkonsultasi mengenai informasi – informasi terbaru dari sekolah.
2.Untuk tempat prakerin :
        A. Diharapkan kerjasama antar sekolah dengan perusahaan lebih ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa/i SMK untuk Pratik Kerja Industri (PRAKERIN).
        B. huugan karyawan dengan siswa/i diharapkan selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasan kerjasama yang baik.
3.Untuk pembaca :
       A. Lebih memperhatikan lagi Safety, saat mengoprasikan mesin di industri.
       B. Untuk mengoreksi setiap kesalahan saya pada laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).


Komentar